Jumat, 05 Agustus 2011

7 Resep Jitu Obat Anti Malas

Oleh: Falah Abu Ghuddah

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo dan Mahasiswa Akademi Al-‘Asyiroh Al-Muhammadiyah Kairo

MALAS memang salah satu penyakit yang sering hinggap pada kita, kadang ia datang di saat-saat yang sangat genting seperti dateline tugas atau ujian semester.
Ditinjau dari sisi psikologis, malas memang bukan penyakit fisik yang dapat terlihat secara kasat mata, bisa dikonsultasikan ke dokter lalu kita cari obatnya di Apotek. Ia adalah salah satu penyakit dalam yang berbahaya karena menyerang hati, pusat seluruh organ kita. Ia juga dapat disebut sebagai kelemahan mental, karena memang virus malas menyerang bagian penting dalam pergerakan hidup manusia, mental. Dengannya kita dapat bersemangat dan optimis menatap hidup, ketiadaannya akan membuat manusia terus berada dalam jurang pesimistis. Ternyata penyakit inipun tak memandang usia, golongan, tua, muda, anak-anak, remaja, semua dapat terkena penyakit ini.
Banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi malas, di antaranya; terlalu terbebani dengan tugas, tidak suka dengan pekerjaan yang ia kerjakan, keadaan yang tertekan, bawaan sejak lahir, terlalu banyak harapan (muluk) yang tidak dapat direalisasikan dan lain-lain. Tapi semua itu tak dapat dijadikan alasan seseorang untuk bermalas-malasan.
....Malas adalah salah satu penyakit dalam yang berbahaya karena menyerang hati, pusat seluruh organ kita...
Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi mereka yang sedang terjangkit “virus abu-abu” ini, atau paling tidak dapat sedikit memberi pencerahan dalam gelapnya dunia di bawah naungan awan malas.
Beberapa trik di bawah ini dapat anda coba ketika malas atau mulai merasakan gejala-gejala penyakit ini:
1. Intropeksi dan berkeinginan kuat untuk berubah.
Seluruh orang sadar bahwa malas adalah perbuatan yang kurang baik, anehnya ternyata kita sering melakukan hal ini. Tak bijak rasanya kalau kita terus menyalahkan diri tanpa ada niat untuk berubah, selain memang malas adalah perbuatan yang manusiawi, menyesal tanpa adanya usaha untuk berubah sama saja nihil.
Langkah awal yang tepat ketika kita malas adalah introspeksi dan berniat untuk berubah, karena ketika seseorang mempunyai niat dan keinginan yang kuat maka ia akan menemukan cara dan jalan keluar dari setiap masalah yang ia hadapi. Bahkan seorang guru kami pernah berpesan, “Himmatu rijal tahdimul jibal” (keinginan yang kuat seseoarang dapat menghancurkan gunung). Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, selama niat masih terpatri dalam diri maka yakinlah kesuksesan akan selalu menghampiri.
...Harus ada introspeksi dan berniat untuk berubah, karena ketika seseorang mempunyai niat dan keinginan yang kuat maka ia akan menemukan cara dan jalan keluar dari setiap masalah...
Keinginan untuk berubah ini dibarengi dengan sedikit merenung akan dampak negative dan positif yang kita dapat dari kemalasan ini. Sesudah merenung dan intropeksi diri kita bisa meninggalkannya sambil sedikit tersenyum dan katakan dalam diri; “Saya akan selalu semangat dan tidak akan malas lagi”. Kabarnya, sedikit senyum dapat merenggangkan otot-otot kita yang sedang tegang.
Untuk berubah, tak etis kalau kita masih menunda-nunda (taswif) hingga esok. Mulailah dari sekarang, tak ada kata nanti, esok, ini dan itu. Semua sudah harus dimulai saat ini juga karena tugas kita lebih banyak dari kesempatan yang kita miliki. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Dan kalau bukan dari hal ini darimana lagi? 3M.
2. Bangkit, bergerak dan cari Motifasi tuk terus bangkit.
Setelah membulatkan tekad dan niat untuk meninggalkan kemalasan, kita mulai kembali beraktivitas. Kita bisa memulai dari kegiatan yang paling kita sukai namun masih membawa manfaat. Mencoba kegiatan baru yang tak biasa juga tak ada salahnya, semakin banyak kita menyibukkan diri semakin terkikis pula kemalasan kita. Usahakan penuhi hari-harimu dengan kegiatan dan aktifitas. Dari aktivitas-aktivitas yang kita lakukan mungkin akan membentuk sebuah kebiasaan baru yang menyenangkan hingga kita akan merasa enjoy melakukannya.
Di bawah ini ada beberapa opsi untuk mengisi hari-hari malasmu:
a. Menonton acara TV yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi seperti Kick Andy, Mario Teguh, ESQ dan lain-lain.
b. Mengunjungi kawan dan saudara (silaturahmi), selain menjalin persaudaraan, kita juga mendapat pahala dan karunia berupa umur panjang dan rizki yang luas. Kita juga dapat mengendurkan otot yang sedang tegang dengan saling bercanda ria dan bertukar cerita.
c. Rekreasi, mungkin kegiatan yang penuh kadang membuat kita jenuh. Rekreasi dapat menjadi selingan dari sekian kegiatan kita yang padat. Berkunjung ke taman dan kebun bisa jadi pilihan yang baik dan ekonomis, selain harganya murah, rekreasi ini bisa mencerahkan pikiran dan menyehatkan mata.
d. Membaca buku yang memotivasi untuk dapat bangkit dan bergerak kembali, seperti 7 Habits, buku para Trainer. Bagi para pelajar pencari ilmu ada beberapa buku yang dapat dijadikan bahan bacaan seperti; Ta’limul Muta’allim Thariqut Ta’allum karya Imam Zarnuji, Shafahat min Shabril Ulama karya Syekh Abdul Fattah Abu Guddah , Uluwul Himmah karya Muhammad Ismail Al Muqaddim, La Tahzan karya ‘Aidh Al Qarny, Al Jami’ Li Akhlaqi Rowi wa Adabus Sami’ karya Imam Khatib Al Baghdadi, Tadzkirotus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim karya Imam Ibnu Juma’ah, Al Mufid fi Adabil Mufid wal Mustafid karya Imam Al ‘Almawi.
3. Ciptakan tujuan dan target hidup.
Tujuan dan target ibarat peta, tanpanya perjalanan hidup akan terasa hampa dan tak terarah. Sudah seyogyanya bagi seorang yang ingin bangkit dari kemalasan untuk membuat tujuan dan target dalam hidupnya, kalaupun sudah ada ia dapat mengeceknya kembali serta menganalisis kelemahan apa saja yang ia miliki dalam (awakness).
Setelah menentukan tujuan dan arah hidup, hal penting lainnya adalah disiplin. Tanpanya semua yang sudah direncanakan akan nihil dan sia-sia. Jangan pernah memberi peluang pada hawa nafsu untuk menjatuhkan kita dalam lubang kemalasan untuk yang kesian kalinya.
4. Benahi hati.
Pusat penyakit malas adalah hati. Semua akan dapat diselesaikan dengan menyembuhkan hati. Para Ulama memberikan lima alternatif untuk membenahi hati yang sedang eror; membaca Al Qur’an dengan penuh penghayatan, mendirikan shalat malam, perbanyak zikir, berkumpul dengan orang shaleh dan berpuasa. Hati adalah sentral dari semua organ manusia, ketika ia sudah baik maka seluruh tubuh akan baik begitupun ketika hati masih rusak maka jangan harap organ lain akan baik. Sering-seringlah berbenah hati, Karena kalau sudah rusak kita akan sulit mengobatinya. Pastikan kondisi hati selalu mood dengan banyak bertaqarrub pada yang Maha Kuasa.
5. Bentuk komunitas yang baik.
“Bergaul denagan tukang minyak wangi, akan terkena wangi. Bergaul dengan tukang las akan terkena baunya juga.” begitulah kiranya pepatah berkata. Pergaulan sedikit banyak mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang. Ketika kita sedang merasakan penyakit ini, cepat-cepatlah mencari komunitas dan lingkungan yang baik untuk dapat memprotek kita dari segala keburukan yang dapat ditimbulkan olehnya. Banyak orang yang dapat menaklukan hawa nafsu dan kemalasannya seorang diri, tapi tak sedikit dari kita yang tak dapat bangkit dari kemalasan hanya dengan seorang diri. Disinilah peran penting seorang teman dan orang lain untuk dapat memberikan support dan dukungan bagi kita untuk dapat bangkit kembali.
Dari komunitas yang baik pula kita akan dapat mengembangkan kemampuan yang lainya. Kenali diri, gali potensi, raih prestasi. Kiranya trilogi ini yang sering didengungkan para sahabatku untuk terus berpacu dan berjuang. Masih banyak potensi yang terpendam dalam diri kita, sudah saatnya kita mengeksploitasi sumber daya itu.

6. Ciptakan kegiatan baru
Setiap sesuatu punya sebab akibat. Karenanya, usahakan semaksimal mungkin untuk meninggalkan segala faktor pendorong munculnya kemalasan ini. Tidur-tiduran, menonton film yang kurang bermanfaat, ngerumpi, berleha-leha dan menunda-nunda adalah sebagian aktivitas yang sudah harus menjadi “Black List” dalam agenda hidup kita ke depan. Tak jarang dari kegiatan baru inilah kita menemukan kegiatan yang sesuai dengan karakter atau menjadi income keuangan kita.
....Tidur-tiduran, menonton film yang kurang bermanfaat, ngerumpi, berleha-leha dan menunda-nunda adalah sebagian aktivitas yang harus menjadi black list...
7. Perbanyak doa.
Rasulullah SAW pernah memohon dijauhi dari beberapa perkara; kesulitan, kesedihan, lemah, malas, penakut, pelit, banyak hutang, dan tertindas. Tak ada sesuatu yang dijauhi Rasul kecuali memang ia memiliki dampak negative yang luar biasa. Salah satu permhonan Rasul di atas adalah dijauhi dari penyakit malas.
Salah satu doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan adalah, “Allahumma inna na’udzubika minal hammi wal hazan wa na’udzubika minal ajzi wal kasal wa na’udzubika minal jubni wal bukhl wa naudzubika min galabatid daini wa qahril rijal”.
Terakhir, mungkin kita akan merasakan semua ini terasa sulit awalnya, tapi yakinlah kawan, dengan berjalannya waktu dan proses kita pasti kan dapat melewati itu semua.
Selamat Berjuang, selamat mencoba dan selamat meraih sukses. Semoga selalu ada berkah dalam setiap langkah. Wallahu wa RasuluHu ‘alam. [voa-islam.com]

Selasa, 21 Juni 2011

KETIKA HATI TERKENA VIRUS????




KETIKA HATI INI TERKENA VIRUS    
Customer Service (CS): Ya, ada yang bisa saya bantu?
Pelanggan (P): Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cintakasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?
CS: Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?
P: Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?
CS: Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana? HATI anda?
P: Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?
CS: Program apa saja yang sedang aktif?
P: Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE,? DENDAM.EXE dan BENCI.COM.
CS: Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari sistem operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA- KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secara sempurna. Dapatkah anda mematikannya?
P: Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?
CS: Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan? MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.
P: OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?
CS: Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus? diinstall kembali dalam HATI anda. Apakah anda melihat pesan tersebut?
P: Ya. Apakah sudah selesai terinstal?
CS: Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar untuk mengupgradenya.
P: Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?
CS: Apa pesannya?
P: ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT". apa artinya?
CS: Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini berarti anda harus men-"CINTA-KASIH"-i mesin anda sendiri sebelum men-"CINTA-KASIH"-i orang lain.
P: Lalu apa yang harus saya lakukan?
CS: Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut "PASRAH"?
P: Ya, sudah.
CS: Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori "MYHEART" MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlu mengosongkan recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak muncul kembali.
P: Sudah. Hei!.. HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dikopike HATI. Apakah ini wajar?
CS: Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya.
Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.
P: Apa?
CS: CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke orang lain dan seterusnya sampai anda akan menerimanya kembali.
P: Pasti. Terima kasih atas bantuannya.
....

Sumber : Artikel Bebas Dudung.net 

Minggu, 19 Juni 2011

Cara Mengajar yang Efektif

Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN PROFFESIONAL
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.
1. Penguasaan materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.
2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
4. Keahlian manajemen kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran.
KOMITMEN DAN MOTIVASI
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran, bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.
Daftar Pustaka
Santrock, John, W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group
oleh: M Baitul Alim · Selasa, 6 Jul 2010 · 07:48 WIB

URGENSI MANAJEMEN KELAS GUNA MEWUJUDKAN GURU EFEKTIF

A. PENDAHULUAN
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta didik di sekolah. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.(Sudarwan Danim, 2002: 161).
Kelas adalah "kekuasaan" terbesar guru. Maksudnya, entah ia seorang guru kelas atau guru mata pelajaran, ia mempunyai kekuasaan amat besar untuk mengelola kelasnya.(JC. Tukiman Taruna, 2002). Dalam proses penyelenggaraan pendidikan peranan guru sangat menentukan, seorang guru yang telah merencanakan proses pembelajaran di kelas, dituntut mampu mengenal, memahami, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan minat dan potensi anak didiknya agar mereka tidak merasakan pemaksaan selama pembelajaran berlangsung, oleh sebab itu guru di dalam kelas adalah seorang manajer yang mempunyai tugas dan tanggung jawab menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan menyenangkan.
Berhasil tidaknya pembaruan dalam pendidikan, entah di tingkat nasional maupun lokal, sangat bergantung pada interpretasi para guru terhadap kebijakan pembaruan tersebut dalam pertemuan mereka dengan siswa di dalam kelas. Pembaruan kurikulum di tingkat nasional, misalnya tidak akan efektif jika para guru tidak pernah menerapkannya di dalam kelas.
Hampir seluruh hasil survai mengenai keefektifan guru (teacher effectiveness) melaporkan bahwa keterampilan manajemen kelas (classroom management skills) menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektifitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya. (Danim, 2002: 190).
Berangkat dari urgensi manajemen kelas bagi guru yang efektif di atas, makalah ini akan mengupas konsep dasar mengenai manajemen kelas serta bagaimana guru-guru hendaknya mengaplikasikan konsep tersebut dalam tataran praktis sehingga menjadi sosok guru yang efektif dalam proses pembelajaran.
B. MANAJEMEN KELAS DAN GURU EFEKTIF
1. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah sebuah idiom yang dikonstruksi dari kata dasar manajemen dan kelas. Untuk memberikan pemahaman yang komprehensif perlu dijelaskan satu persatu definisi dari masing-masing.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick sebagaimana dikutip oleh Nanang Fatah (2000:1) karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Meskipun cenderung mengarah pada satu fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat diterima secara universal. Namun demikian terdapat konsensus bahwa manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu.
Koontz dan Weihrich (1990:4) sebagaimana dikutip Danim (2002:164) mengemukakan definisi manajemen sebagai “the process of designing and maintaining an environment in which individuals working together in groups, efficiently accomplish selected aims.” Manajemen karenanya merupakan proses mendesain dan memelihara lingkungan, yang individunya bekerja bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien. Scanlan dan Key (1979:7) mendefinisikan manajemen sebagai proses pengoordinasian dan pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas maupun sumber daya teknikal lain untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan. Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, pengawasan; baik sebagai ilmu maupun seni untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari definisi para ahli di atas, tampaknya pendekatan pengalaman manajer digunakan untuk memahami istilah manajemen. Manajemen di sini dilihat sebagai suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen juga dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer, yaitu perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Sedangkan yang dimaksud dengan kelas (Classroom) terkandung beberapa pengertian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995), kelas didefinisikan sebagai ruang tempat belajar di sekolah. Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1986) mendefinisikan kelas (class) sebagai group of students taught together atau location when this group meets to be taught. Dengan demikian kelas merupakan sekelompok siswa yang diajar bersama atau suatu lokasi ketika kelompok itu menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara formal. Classroom, oleh Hornby (1986) didefinisikan sebagai room where a class of pupils or students is taught atau ruang tempat sekelompok siswa diajar atau menjalani proses pembelajaran. Pada tataran paling awam, kelas bermakna “tingkatan” untuk menunjukkan status atau posisi anak di sekolah tertentu, misalnya kelas I, kelas II, dan sebagainya.
Definisi kelas di atas tidak sepenuhnya relevan dijadikan acuan untuk menjelaskan tempat terjadinya proses pembelajaran, kecuali kalau proses pembelajaran diidentikkan dengan pertemuan kelas belaka. Dalam konteks interaksi guru dengan siswa, proses pembelajaran dapat terjadi di luar kelas, laboratorium, objek-objek bernilai sejarah, dan lain-lain. Kesemuannya itu menuntut pula kemampuan manajemen (management capability) bagi penciptaan proses pembelajaran.
Merujuk pada definisi manajemen dan kelas, Sudarwan Danim (2002:167-168) mendefinisikan manajemen kelas sebagai berikut:
a. Manajemen kelas adalah seni atau praksis (praktik dan strategi) kerja, yaitu guru bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (semisal bekerja dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Di sini sumber daya kelas merupakan instrument, proses pembelajaran sebagai inti dan hasil belajar sebagai muaranya.
b. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain (semisal dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
c. Manajemen kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, dan pengawasan yang dilakukan oleh guru, baik individual maupun dengan atau melalui orang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan cara memanfaatkan segala sumber daya yang ada.
Definisi manajemen kelas telah mengalami pergeseran secara paradigmatik meskipun esensi dan tujuannya relatif sama, yaitu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Efisiensi dan efektifitas pembelajaran diukur menurut nilai-nilai pendidikan yang dianut pada saat itu. Adapun nilai-nilai yang dimaksud bisa nilai-nilai perjuangan, kognitif, afeksi, solidaritas sosial, moralitas, keagamaan, dan sebagainya yang dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan.

2. Perspektif Sejarah Manajemen Kelas
Konsep manajemen kelas hingga mencapai bentuknya sekarang telah menempuh perjalanan sejarah cukup panjang atau mengalami evolusi. Hal ini, antara lain ditentukan oleh pemikiran filosofis kependidikan, kemajuan budaya masyarakat, dan skema pemikiran mengenai makna kelas. (Danim, 2002:177). Kemajuan ilmu pengetahuan dan pengalaman bidang pendidikan turut berpengaruh. Lebih dari empat dekade terakhir ini, terutama sejak tahun 1960-an hingga sekarang, pendekatan atau metode yang dipakai dalam proses manajemen kelas telah mengalami perubahan cukup drastis, dengan tetap memosisikannya memiliki kaitan erat satu sama lain.
a. Pendekatan Konseling
Sejak tahun 1960-an hingga tahun 1970-an, fokus utama manajemen kelas adalah menciptakan kondisi disiplin siswa (students discipline) agar tetap pada relnya, kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
Jadi manajemen kelas berfokus pada penegakan disiplin anak didik. Siswa bermasalah atau yang berperilaku secara deviatif menjadi fokus perhatian. Dengan pendekatan konseling ini, siswa digiring kesadarannya untuk bertanggung jawab atas perilakunya dan mengembangkan rencana untuk meredusir kecenderungan tindakan yang tidak produktif. Guru berusaha untuk mengidentifikasi factor penyebab perilaku siswa yang menyimpang sekaligus mencari jawaban untuk memecahkan masalah tersebut secara konsepsional dan praktis.
b. Pendekatan Behavioristik
Inti pendekatan behavioristik adalah memodifikasi perilaku siswa yang dilakukan oleh guru. Perubahan perilaku ini sangat tergantung kepada kesadaran peserta didik. Sejak tahun 1970-an, kebanyakan pelatihan diberikan kepada guru berfokus pada upaya mencari pemecahan atas perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para siswa dengan jalan menerapkan teknik-teknik modifikasi perilaku (behavior modification techniques) menuju perilaku yang dikehendaki, tanpa mengabaikan kebebasan siswa.
c. Pendekatan Penelitian Keefektifan Guru
Setelah era pendekatan behavioristik pada 1970-an, pada era selanjutnya inisiatif dibuat dengan menonjolkan peran guru untuk menemukan konsep yang memungkinkan pencegahan terhadap perilaku menyimpang siswa. Pendekatan ini disebut teacher effectiveness research, penelitian kefektifan guru. Fokus utamanya terletak pada perilaku efektif guru dalam mengelola perilaku dan perbuatan siswa, khusunya berkaitan dengan (a) keterampilan guru dalam mengorganisasi dan mengelola aktifitas kelas; (b) keterampilan guru dalam menyajikan material belajar; (c) hubungan guru murid.
d. Pendekatan Keterampilan Guru dalam Pengorganisasian dan Pengelolaan
Intinya adalah bagaimana guru dapat mengorganisir dan mengelola kelas secara efektif, dengan kriteria keberhasilan, antara lain diukur dengan minimnya perilaku menyimpang dari kalangan siswa. Dengan kata lain, jika dikelola secara efektif, kelas akan berjalan secara smoothly. Di sini, kelas diorganisasikan sedemikian rupa. Siswa, guru bidang studi, guru kelas, dan wali kelas berada dalam kondisi sinergis. Setiap kegiatan di kelas dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang cermat. kepada anak didik pun ditanamkan apa tugas pokok dan fungsinya, siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
Menurut Lois V. Johnson dan Mary Bany (1970:9) pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam memutuskan tindakan yang harus didasarkan pada pengertian tentang sifat-sifat kelas, kekuatan yang mendorong mereka (siswa) bertindak, selanjutnya berusaha untuk memahami dan mendiagnosis situasi kelas dan kemampuan untuk bertindak selektif serta kreatif untuk memperbaiki suasana (kondisi) kelas.
Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah suatu alat untuk mengembangkan kerjasama dan dinamika kelas yang stabil, kendatipun banyak gangguan dan perubahan dalam lingkungan. Fungsi pengelolaan kelas ditinjau dari analisis problem, menurut Lois V. Johnson dan Mary Bany (1970) adalah (a) memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas; (b) memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancar.
Fungsi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan pengelolaan kelas: (a) membantu kelompok dalam membagi tugas; (b) membantu pembentukan kelompok; (c) membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi; (d) membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas; (e) membantu prosedur kerja; dan (f) mengubah kondisi kelas.



3. Faktor Penentu Efektifitas Manajemen Kelas
Peningkatan kemampuan dan keahlian guru dalam bidang subject matter dan metodologi pembelajaran adalah esensial. Ketika kondisi sekolah semakin kompleks, ukuran rombongan belajar semakin membengkak, beban mengajar dan belajar semakin intensif dan ekstensif, sumber dan fasilitas pembelajaran semakin modern, tingkat stress dan keteralienasian semakin menggejala, dan prosedur kerja makin perlu dipercanggih, maka terminologi pengajaran yang dikenal selama ini mengalami perluasan makna, yaitu makin lazim disebut manajemen kelas. Implisit di sini, inisiatif guru untuk meningkat efektifitas pembelajaran minimal satu tingkat lebih baik dari pada sebelumnya meniscayakan kapasitasnya untuk memotivasi dan mengelola siswa secara signifikan.
Sejalan dengan itu, penelitian mengenai bagaimana kelas dapat dikelola semakin memekarkan wajahnya, lebih dari sekedar berfokus pada perilaku siswa dan proses belajarnya. Perilaku belajar dan proses belajar memang penting, namun demikian, tidak kalah pentingnya, bahkan yang lebih penting adalah bagaimana guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien, antara lain bagi penciptaan metode untuk memfasilitasi siswa agar berperilaku positif dan berprestasi tinggi.
Dari hasil riset yang dilakukan sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, secara ringkas dapat dijelaskan mengenai faktor utama (major factor) atau area keterampilan yang terpaut dengan manajemen kelas yang efektif. (Danim, 2002:187) Kelima faktor tersebut meliputi:
a. Pengembangan soliditas pemahaman personal atau psikologis siswa dan kebutuhan-kebutuhan belajar.
b. Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar siswa untuk membantu menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa.
c. Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal dengan jalan member respon terhadap kebutuhan-kebutuhan akademik (academic needs) siswa dan kelompok kelas.
d. Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang dapat memaksimalkan perilaku tugas (on task behavior) siswa.
e. Penggunaan metode-metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian atau mengalami misperilaku.
Tidak mudah bagi guru untuk mengimplementasikan berbagai tuntutan dengan metode yang benar-benar mengakar. Sangat mungkin mereka akan menjalankan rekomendasi tersebut secara selektif, dengan memperhatikan kondisi riel gaya mengajarnya, tujuan belajar, kebutuhan siswa dan berbagai variabel kontekstual lainnya. Hal ini karena tidak setiap hasil penelitian dapat di terapkan pada semua situasi.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh seorang guru kalau dia ingin tampil efektif. Dalam kaitan ini, ia harus dirangsang dan terutama merangsang diri untuk memahami variable-variabel kontekstual yang diduga berpengaruh terhadap efektifitas perbuatan mengajar, seperti tujuan pengajaran, usia anak, masalah gender, tingkat sosial ekonomi, budaya dan kapasitas kognitifnya. Seperti dikemukakan Everton (1976) pengajaran yang efektif menuntut kemampuan guru untuk mengimplementasikan sederetan dimensi yang luas dari diagnostic, pengajaran, manajerial, keterampilan terapi, merajut perilaku pada konteks dan situasi khusus hingga kebutuhan-kebutuhan spesifik menurut momennya. Situasi ini semakin menegaskan bahwa kemampuan dalam bidang manajemen, dalam hal ini manajemen kelas, merupakan salah satu syarat guru yang efektif.
4. Langkah-langkah Aplikatif Menjadi Manajer Kelas yang Efektif
Menurut Sukarna (2009), Untuk meningkatkan kemampuan guru sebagai manajer kelas, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu pertama, bertindak sebagai pengasuh, teladan, dan pembimbing. Seorang guru harus memperlakukan siswa dengan penuh cinta dan rasa hormat, mengondisikan terciptanya keteladanan yang baik, mendukung perilaku sosial yang positif, dan memperbaiki perilaku yang merusak.
Kedua, menciptakan sebuah komunitas moral. Para guru semestinya membantu siswa untuk dapat saling menghargai dan memandang setiap siswa sebagai pribadi yang unik. Menciptakan komunitas moral seperti ini tidak mudah mengingat tekanan kelompok sebaya bisa sangat kuat terjadi di dalam kelas. Kultur menyontek, misalnya, akan membuat mereka yang berusaha menghayati nilai-nilai kejujuran tersingkirkan, sebab tekanan kelompok sebaya di dalam komunitas begitu kental. Situasi seperti ini bisa diperbarui ketika guru mampu menciptakan komunitas moral di dalam kelas.
Ketiga, menegakkan disiplin moral melalui pelaksanaan kesepakatan yang telah ditentukan sebagai aturan main bersama. Tegaknya peraturan moral di dalam kelas menjadi sebuah kesempatan bagi para siswa untuk menguji dan memaknai perilaku bersama tadi melalui penalaran mereka sehingga mereka dapat menghayati kebebasan mereka selaras dengan kesepakatan bersama tadi. Siswa pada akhirnya akan mengerti bahwa peraturan itu, meskipun mengikat mereka, tidaklah membatasi kebebasan mereka. Sebaliknya, mereka belajar mengerti bahwa hidup bersama memerlukan sebuah penghayatan dan kebebasan yang bertanggung jawab bagi yang lain, sebab hanya dengan cara demikian mereka dapat menghargai satu sama lain.
Keempat, menciptakan sebuah lingkungan kelas yang demokratis, dengan cara melibatkan para siswa dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab bagi terbentuknya kelas sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Untuk inilah dalam setiap proses pembelajaran perlu diusahakan bahwa dalam hal pendalaman materi, setiap siswa dapat memiliki otonomi, dalam arti, mereka memiliki alternative pilihan materi yang akan diajarkan.
Kelima, mempergunakan metode pembelajaran melalui kerja sama agar siswa semakin mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam memberikan apresiasi atas pendapat orang lain, berani memiliki pendapat sendiri, mau dan mampu bekerja sama dengan yang lain demi berhasilnya tujuan bersama.
Keenam, membangun sebuah rasa tanggung jawab bagi pembentukan diri dalam diri siswa dengan cara memberikan penghargaan atas kesediaan para siswa untuk belajar, menyemangati kemampuan mereka untuk dapat bekerja keras, memiliki komitmen pada keunggulan, dan penghayatan akan nilai kerja yang dapat mempengaruhi kehidupan orang lain.
Ketujuh, mengajak siswa agar berani memikirkan dan mengolah persoalan yang berkaitan dengan konflik moral, melalui bacaan, penelitian, penulisan esai, kliping Koran, diskusi, debat, apresiasi film dan lain-lain.
Kedelapan, melatih siswa untuk belajar memecahkan konflik yang muncul secara adil dan damai tanpa kekerasan sehingga para siswa memperoleh keterampilan moral esensial ketika harus menghadapi persoalan serupa di dalam hidup mereka. Keterampilan menjadi mediator, penengah, dan pemecah konflik semakin mendesak untuk dilatihkan dalam diri siswa mengingat bangsa Indonesia banyak tercabik-cabik oleh berbagai macam konflik yang berlatar belakang etnis, politis, bahkan keagamaan. Maraknya tawuran pelajar, misalnya, membutuhkan niat baik bagi setiap pihak, bukan hanya individu sebagai pribadi, atau antarsiswa yang berkelahi, melainkan mesti melibatkan dialog kelembagaan, didukung unsur-unsur masyarakat, dan pihak yang berwenang sehingga terjadi dialog dan pemecahan persoalan tawuran pelajar secara damai dan adil.
Kedelapan elemen di atas merupakan hal-hal penting yang dapat diimplementasikan para guru sebagai manajer kelas demi terwujudnya efektifitas manajemen di dalam kelas
Sementara itu, Taruna (2002) mengemukakan bahwa Perbaikan manajemen kelas adalah tanggung jawab guru, dan hal itu dapat dilakukan oleh setiap guru jika: (1) guru mengerti benar tujuan dan fungsi belajar, (2) mengenali murid secara individu, bukan sebagai massa, (3) pembelajaran diselenggarakan baik secara klasikal, kelompok, bahkan individual, (4) kelas dikembangkan untuk berpikir kritis (bukan hanya menghapal) dan selalu dirangsang untuk memecahkan masalah, (5) bersama murid menciptakan kelas sebagai ruangan yang membuat kerasan bersama, (6) lingkungan sekitar kelas/sekolah dimanfaatkan juga untuk kegiatan pembelajaran, (7) guru memberi umpan balik yang baik dan memadai untuk setiap pekerjaan murid agar murid-murid selain terdorong kegiatan belajarnya, dan (8) guru benar-benar merangsang aktivitas murid untuk aktif dalam hal berfikir, bukannya sekadar aktif asal banyak kesibukan.
5. Pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Kinerja manajemen kelas yang efektif, antara lain tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif (creative positive learning environment) dan memberdayakan siswa (empowering students) untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran.
Dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang positif dan penguatan siswa, dapat dikembangkan system reward and punishment yang edukatif yang bermartabat dan tidak “membunuh” motivasi siswa. Justru perlu dikembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) sehingga siswa mengalami pembelajaran aktif yang menyenangkan serta ditumbuhkan motivasinya. (Haris Mudjiman, 2007:107-127).
Adalah realitas bahwa masalah serius yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini, besar atau kecil, disebabkan oleh masalah-masalah manajemen, khususnya manajemen kelas yang belum mampu merespon tuntutan untuk menjadikan manusia secara selayaknya (human being) atau ingin menciptakan proses pembelajaran pada tingkat kinerja yang diinginkan. Sosok ideal ini memang tidak menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya, melainkan juga tanggung jawab kepala sekolah, special educator, pelatih, ahli psikologi, bahkan peneliti. Keberadaan sekolah sebagai institusi public service dituntut memberikan layanan prima kepada peserta didik tidak sebatas yang berdimensi kuantitatif tetapi lebih kepada kualitatif sehingga potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal. (Stephen J Knezevich, 1984).
Ringkasnya, esensi dan ekstensi manajemen kelas dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang kondusif tidak lagi didudukkan pada posisi yang sekunder, melainkan menjadi pemeran yang utama. Pemikiran ini menuntut adanya cara dan metode baru bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif. Hasil penelitian yang kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi fokus kerja manajemen kelas. Beberapa di antaranya meliputi berikut ini:
a. Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multikultural dan isu-isu jender.
b. Pengembangan fokus ke arah pencerahan kebutuhan siswa, gaya belajar, kultur pembelajaran, dan metode pengelolaan perilaku yang digunakan di kelas.
c. Pengembangan ke arah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif.
d. Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari kinerja manajemen kelas yang baik yang pernah ditampilkan.
e. Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun manajemen kelas yang efektif, serta penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.
f. Gagasan-gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah-masalah perilaku khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi kondusif di dalam dan di lingkungan kelas. (Danim, 2002: 189-190)

C. PENUTUP
1. Simpulan
Dari paparan konseptual dan analisis mengenai manajemen kelas dan guru efektif, dapat diambil simpulan sebagai berikut:
a. Secara definitif manajemen kelas telah mengalami pergeseran makna yaitu berfokus pada terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang diukur menurut nilai-nilai pendidikan yang dianut. Manajemen kelas tidak lagi dipahami sebagai usaha guru untuk mempertahankan disiplin atau ketertiban kelas, sebagaimana konsep tradisional yang mengarah kepada pola otoriter di mana guru menjadi aktor sentral dari semua interaksi pembelajaran. Konsep modern memandang manajemen kelas sebagai proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber daya itu diorganisasikan untuk memecahkan aneka masalah yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara terus-menerus. Tugas guru adalah menciptakan, memperbaiki, dan memelihara situasi kelas yang cerdas. Situasi yang cerdas itulah yang mendukung peserta didik untuk mengukur, mengembangkan, dan memelihara stabilitas kemampuan, bakat, minat, dan energi yang dimilikinya dalam rangka menjalankan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran.
b. Manajemen kelas yang efektif di samping ditentukan oleh penguasaan subject matter dan metodologi pembelajaran, juga ditopang oleh pemahaman personal/psikologis siswa, hubungan positif antara guru-siswa dan antar siswa, implementasi metodologi pengajaran yang fasilitatif terhadap kebutuhan akademik siswa, pengelolaan dinamika kelompok dan penggunaan metode konseling untuk membantu siswa.
c. Kinerja manajemen kelas yang efektif, antara lain tercermin dalam bentuk keberhasilan guru dalam mengkreasi lingkungan belajar secara positif (creative positive learning environment) dan memberdayakan siswa (empowering students) untuk memahami dan menjadi efektif dalam melibatkan diri pada proses pengelolaan kelas dan proses pembelajaran.
d. Keterampilan manajemen kelas (classroom management skills) menduduki posisi yang sangat urgen dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektifitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam mendukung proses pembelajaran.

2. Penutup
Demikian makalah sederhana ini kami susun, tentunya banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran, masukan dan kritik konstruktif kami sangat harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.








BIBLIOGRAFI

Danim, Sudarwan., 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Fattah, Nanang., 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Hornby, A.S., 1996.,Oxford Advanced Learner Dictionary. Great Britain: Oxford University Press.
http://gurukreatif.wordpress.com/
Johnson, Lois V., Mary A. Bany.,1970. Classroom Management, Pengelolaan kelas. Terj. Made Pidarta. Surabaya: Usaha Nasional.
Knezevich, Stephen J., 1984. Administration of Public Education. New York: Harper & Row, Pblishers
Korina, 2008.,Tugas dan Peran Guru dalam Manajemen Sekolah, dalam http://manajemensekolah.teknodik.net/?p=823
Mujiman, Haris., 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Popham, W. James, Eva L. Baker.,2001. Establising Instructional Goals and Systematic Instruction. Teknik Mengajar secara Sistematis. Terj. Amirul Hadi dkk.,Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukarna, Atep Hasan., 2009. Efektifitas manajemen Kelas, dalam. http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/8493/efektifitas-manajemen-kelas
Taruna, JC Tukiman, 2002. Perbaikan Manajemen Kelas Susul Kenaikan Tunjangan Fungsional, diakses dari internet.

Sabtu, 21 Mei 2011

Jendela Hati

Aku Ingin Hidup Secerah Mentari
Yang Menyinar Di Taman Hatiku
Aku Ingin Seriang Kicauan Burung
Yang Terdengar Di Jendela Kehidupan

Aku Ingin Segala Galanya damai
Penuh Mesra Membuah Ceria
Aku Ingin Menghapus Duka Dan Lara
Melerai Rindu Di Dalam Dada

Sedamai Pantai Yang Memutih

Sebersih Titisan Embunan Pagi
Dan Ukhuwah Kini Pasti Berputik
Menghiasi Taman Kasih Yang Harmoni

Seharum Kasturi Seindah Pelangi

Segalanya Bermula Di Hati Di Sini...

Puisi spesial untuk akhwat


Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat

Oh… Akhwat
 
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat

Oh… Akhwat
 
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat

Oh… Akhwat
 
Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat
Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)


Oh… Akhwat 
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)

Oh… Akhwat
 
Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat

Oh… Akhwat
 
Seneng banget kalo makan coklat
Nggak sadar kalo gigi udah pada berkarat
Gara-gara sebulan sekali baru disikat
(Hiii… jorok nian kau, Wat!)

Oh… Akhwat
 
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat
Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)

Oh… Akhwat
 
Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat
1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
4 jam….? Woy berenti…! waktunya sudah masuk sholat..!!

Oh… Akhwat
 
Sore-sore makan soto babat
Makannya rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat
Baru wisuda… walaupun wisudanya bareng adek2 tingkat

Oh… Akhwat
 
Nonton konser Izzis sambil lompat-lompat
Tak terasa badan mulai capek dan mulai berkeringat
Sampai nggak sadar kalo ada copet yang mulai mendekat
( Tenang…. Si Ukhti kan sudah belajar silat..!!)

Akhwat… Akhwat…
 
Pergi kuliah di hari Jumat
Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)

Oh… Akhwat
 
Banyak yang nggak mau dimadu, apalagi jadi istri ke empat
( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)

Oh… Akhwat
 
Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?

Oh… Akhwat
 
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat
Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat
Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat
( Huuu.. reseh banget tuh Ikhwan, Wat!)

Oh… Akhwat
 
Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat
Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat
Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat
Wah.. kalau ada… ane pesen satu Wat! *peace*
( Please dong akh, Wat! )

Oh… Akhwat
 
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat
Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!

Maap ya.. Wat!
 

Kalau ada kata-kata salah yang didapat
Maklum, yang buat bukannya Akhwat
Udah dulu ya.. yang buat matanya udah 5 Watt!

HIDUP AKHWAT!!!

Minggu, 01 Mei 2011

Teruntuk ukhti yang ana cintai….,


Ukhti fillah yang dicintai Allah…, kaifa haluki wa kaifa imanuki ? ana berharap anti dalam keadaan khoir wal ‘afiyah. Begitu juga hati dan iman anti -yang saat lalu anti mengadu bahwa ia sedang ‘sakit’ dan yanqush- semoga Allah memberikan cahaya-Nya dan melembutkannya dengan belaian kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya.
Ukhti, risalah ini sengaja ana tulis untuk anti berkaitan dengan curhat anti tempo hati mengenai ‘amburadulnya’ kondisi ruhiyah anti karena terlalu seringnya anti bekerjasama dan bermuamalah dengan seorang ikhwan, partner dakwah anti.
Ukh, ana memahami kondisi anti sebagai aktivis dakwah yang mau tidak mau mengharuskan anti untuk menjalin komunikasi dengan ikhwan, yang notabene anti adalah sosok yang cukup sensitif dan rawan jika harus berinteraksi dengan mereka. Ikhwan -dengan segala predikat dan atribut yang melekat padanya- ternyata bisa membuat sebuah ‘variasi’ tersendiri bagi warna-warni perjalanan hati seorang akhwat (bahkan yang sudah ‘ngaji’ lama dan sudah ‘mudeng’-nggak nyindir loh ?!). Well, terbukti bukan hanya akhwat yang bisa menjadi sumber fitnah, ternyata ikhwan juga.
Ukhti…, terus terang ana memang tidak menafikan adanya different bear yang menjalari hati ketika harus berkomunikasi dengan lawan jenis yang berembel-embel ikhwan (dan pastinya belum menikah) itu. Dan sepertinya…hampir tiap akhwat maupun ikhwan pun demikian, diakui atau tidak. entah kenapa. mungkin seperti yang ana katakan tadi, wilayah ini memang sangat rawan. Dangerous area, mungkin itu sebutan yang pas, bahkan kalau boleh ana gambarkan, ikwan dan akhwat itu ibarat magnet yang memiliki dua kutub berbeda yang saling tarik menarik dengan daya magnetis yang tinggi (yang kalau tidak dijaga benar-benar bisa fatal).
Dalam kesempatan ini ana tidak akan mengemukakan hal-hal yang bersifat ‘teoritik’ sebagai feedback terhadap aduan anti yang lalu. dan afwan jika risalah ini cukup ‘keras’. Karena ana sadar betul anti bukanlah ‘akwat kemaren sore’ yang belum tahu apa-apa.  dan ana juga yakin benar, anti pun sudah faham ilmunya (apalagi predikat sebagai aktivis dakwah dan da’iyah tersandang dalam sosok anti, sehingga membuat ana semakin yakin tentang kefahaman anti, begitu khan ?)
Ukhti fillah yang ana cintai…, ana mengakui bahwa membangun komunikasi dengan ikhwan memang berat. bukan berat di fisik namun di hati. awalnya memang bisa untuk bertahan….tapi lama kelamaan timbul simpati….dan bisa-bisa akhirnya ada ‘rasa’ yang lain….indefinable feeling…,apalagi jika harus banyak-banyak berinteraksi dengan mereka, apalagi kalau sudah menyinggung masalah-masalah pribadi, bahkan sampai curhat segala, plus sering-sering bertemu dan melihat. waah bisa ancur hati dan iman anti (wal iyazhu billah !) berat memang ketika harus menjalin hubungan dengan mereka, hatta mengatasnamakan kepentingan dakwah. berat banget, ukh !
Itulah…kalau memang anti sudah tak kuasa membendung gharizatun nau’ anti terhadap ikhwan tersebut, langkah yang paling afdhol adalah memutuskan hubungan dengan dia. Hentikan komunikasi. Disconnect ! hindari celah-celah yang dapat menjadi sarana untuk berinteraksi dengan dia.  Jauhi dia, ukh ! no more interaction, stop here !! itu adalah jurus jitu untuk menyelamatkan hati dan iman anti, jika anti benar-benar ingin selamat.
Dan jika memang benar anti tidak bisa menghentikan secara total hubungannya dengan dia dengan alasan anti tidak ingin surut dari belantara dakwah  dan ingin tetap melaksanakan amanah anti dalam dakwah tersebut, maka yang harus anti lakukan adalah melawan ‘virus merah jambu’ yang menyerang anti. anti harus berusaha keras untuk fight ! jangan biarkan ia menguasai hati dan menggerogoti keistiqomahan anti.  Jangan biarkan ia terus menerus menginvasi. LAWAN, UKHT ! LAWAN !!!
Ukh, jika anti memang meniatkan diri -ketika menjalin kontak dengan dia dan mereka- adalah untuk dakwah, maka jangan ada muatan lain selain untuk kemaslahatan dakwah (anti nggak mau kan termasuk orang-orang yang mengatasnamakan kepentingan dakwah untuk tendensi-tendensi pribadi ?! jaga arah hati dan…waspada !!!).
Ukhtiku yang ana cintai….masalah dalam iqomatuddin itu buaanyaak dan seabrek ! coba anti lihat wajah umat hari ini, betapa banyak masalah mereka yang harus ditangani. anti lihat wajah generasi penerus kita, anti lihat dien kita saat ini ?! mereka membutuhkan ‘kerja’ kita ukh. mereka memerlukan sumbangan tenaga, pikiran, waktu dan seluruh potensi kita.
Tidakkah anti berfikir tentang tangisan pilu saudara-saudara muslim yang dibantai, dianiaya, diteror dan diintimidasi ? tidakkah anti mendengar jeritan para ummahat dan anak-anak yang menjadi sasaran peluru dan peledak ? akankah anti sibuk dengan ‘urusan sepele’ tersebut sementara para ikhwah seperjuangan mati-matian untuk mempertahankan dien dan izzah mereka….akankah anti ‘bermain-main dengan perasaan anti dan terjebak di dalamnya’ sementara ma’rakatul jihad dan medan-medan konflik dipenuhi dengan genangan air mata dan darah para syuhada’ ?! renungilah ukh…..RENUNGI DAN FAHAMI ! masih banyak yang harus kita fikirkan, masih banyak hal-hal yang lebih pantas menyita ruang fikir kita daripada hal-hal sepele seperti itu….masalah-masalah iqomatuddin jauuuh lebih besar dari masalah-masalah semacam itu…sekali lagi, RENUNGI DAN HAYATI !
Ukhti fillah rahimakumulloh….marilah kita fahami tabiat dien ini. sungguh, dien ini adalah dien yan suci, yang tidak akan tegak kecuali dengan cara yang suci dan orang-orang yang suci pula. harapan ana, semoga kita bisa mengislah masing-masing diri kita, tetap menjaga kelurusan niat, kesucian hati dan jiwa kita, serta tetap tsabat di atas jalan-Nya. be istiqomah, ukh !
Masih ingat perkataan ibnu taimiyah kan ? “Tiada kebahagiaan dan kelezatan sempurna bagi hati selain kecintaan kepada Allah dan upaya mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya. sementara cinta tidak akan ada kecuali dengan berpaling dari semua kecintaan kepada selain-Nya. ” indah bukan ?! semoga Allah selalu mencurahkan manisnya iman kepada-Nya dan hangat cinta-Nya, kepada kita semua.
Satu hal yang tidak boleh anti lewatkan adalah ‘muraqabatullah’, pengawasan Allah, ukh. Innallaha ala bi kulli sya’in ‘alim. Malu lah kepada-Nya. Malu lah kepada Dzat yang Maha Mengetahui segala apa yang tersembunyi dalam hati.
ukh…,jangan lupa untuk selalu melakukan self control. pengendalian intern terhadap diri anti itulah yang akan menjadi basis kekuatan untuk memukul mundur ‘virus-virus busuk’ dalam perjalanan  iman anti. manage baik-baik self control anti, yaa….
pesan ana, kuatkan diri anti di jalan dakwah. perjalanan kita masih panjang. masih banyak lagi tribulasi dakwah yang akan kita temui. hadapi, atasi, dan jangan lari !, anggap saja accident yang menimpa hati dan iman anti tersebut sebagai bentuk mihnah, ujian dari Allah. bertahanlah, ukh ! tetaplah tegar di atas jalan-Nya. meskipun berat dan menyakitkan,….tetaplah bertahan ! bersabarlah untuk tidak bermaksiat kepada-Nya ! Ishbiru wa shabiru…,
Terakhir, Allahu ma’ana ukh…,always-lah berdoa, berikhtiar dan tawakal. insya’Allah doa ana juga menyertai anti


http://www.oaseimani.com/teruntuk-ukhti-yang-ana-cintai.html

Surat Cinta untukmu Akhi…,


Malam telah larut terbentang. Sunyi. Dan aku masih berfikir tentang dirimu, akhi. Jangan salah sangka ataupun menaruh prasangka. Semua semata-mata hanya untuk muhasabah terutama bagi diriku, makhluk yang Rasulullah SAW sinyalirkan sebagai pembawa fitnah terbesar.—Suratmu sudah kubaca dan disimpan. Surat yang membuatku gementar. Tentunya kau sudah tahu apa yang membuatku nyaris tidak boleh tidur kebelakangan ini.
“Ukhti, saya sering memperhatikan anti. Kalau sekiranya tidak dianggap lancang, saya berniat berta’aruf dengan anti.”
Jujur kukatakan bahwa itu bukan perkataan pertama yang dilontarkan ikhwan kepadaku. Kau orang yang kesekian. Tetap saja yang ‘kesekian’ itu yang membuatku diamuk perasaan tidak menentu. Astaghfirullahaladzim. Bukan, bukan perasaan melambung kerana merasakan diriku begitu mendapat perhatian. Tetapi kerana sikapmu itu mencampak ke arah jurang kepedihan dan kehinaan. ‘Afwan kalau yang terfikir pertama kali di benak bukannya sikap memeriksa, tapi malah sebuah tuduhan: ke mana ghaddhul bashar-mu?
Akhifillah, Alhamdulillah Allah mengaruniakan dzahir yang jaamilah. Dulu, di masa jahiliyah, karunia itu sentiasa membawa fitnah. Setelah hijrah, kufikir semua hal itu tidak akan berulang lagi. Dugaanku ternyata salah. Mengapa fitnah ini justeru menimpa orang-orang yang ku hormati sebagai pengemban risalah da’wah ? Siapakah di antara kita yang salah?
***********

“Adakah saya kurang menjaga hijab, ukh?” tanyaku kepada Aida, teman sebilikku yang sedang mengamati diriku. Lama. Kemudian, dia menggeleng.
“Atau baju saya? Sikap saya?”—“Tidak, tidak,” sergahnya menenangkanku yang mulai berurai air mata.
“Memang ada perubahan sikap di kampus ini.”
“Termasuk diri saya?”
“Jangan menyalahkan diri sendiri meskipun itu bagus, senantiasa merasa kurang iman. Tapi tidak dalam hal ini. Saya cukup lama mengenali anti dan di antara kita telah terjalin komitmen untuk saling memberi tausiyah jika ada yang lemah iman atau salah. Ingat?”
Aku mengangguk. Aida menghela nafas panjang.
“Saya rasa ikhwan itu perlu diberi tausiyah. Hal ini bukan perkara baru kan ? Maksud saya dalam meng-cam akhwat di kampus.” Sepi mengembang di antara kami. Sibuk dengan fikiran masing-masing… .
“Apa yang diungkapkan dalam surat itu?”
“Ia ingin berta’aruf. Katanya dia sering melihat saya memakai jilbab putih. Anti tahu bila dia bertekad untuk menulis surat ini? Ketika saya sedang menjemur pakaian di depan rumah ! Masya Allah…. dia melihat sedetail itu.”
“Ya.. di samping itu tempoh masa anti keluar juga tinggi.”
“Ukhti…,” sanggahku, “Anti percaya kan kalau saya keluar rumah pasti untuk tujuan syar’ie?”
“InsyaAllah saya percaya. Tapi bagi anggapan orang luar, itu masalah yang lain.”
Aku hanya mampu terdiam. Masalah ini senantiasa hadir tanpa ada suatu penyelesaian. Jauh dalam hati selalu tercetus keinginan, keinginan yang hadir semenjak aku hijrah bahwa jika suatu saat ada orang yang memintaku untuk mendampingi hidupnya, maka hal itu hanya dia lakukan untuk mencari keridhaan Rabb-nya dan dien-ku sebagai tolok ukur, bukan wajahku. Kini aku mulai risau mungkinkah harapanku akan tercapai?
************
Akhifillah, Maaf kalau saya menimbulkan fitnah dalam hidupmu. Namun semua bukan keinginanku untuk beroleh wajah seperti ini. Seharusnya di antara kita ada tabir yang akan membersihkan hati dari penyakitnya. Telah ku coba dengan segenap kemampuan untuk menghindarkan mata dari bahaya maksiat. Alhamdulillah hingga kini belum hadir sosok putera impian yang hadir dalam angan-angan. Semua ku serahkan kepada Allah ta’ala semata.
Akhi, Tentunya antum pernah mendengar hadits yang tersohor ini. Bahwa wanita dinikahi kerana empat perkara: kecantikannya, hartanya, keturunannya, atau diennya. Maka pilihlah yang terakhir kerana ia akan membawa lelaki kepada kebahagiaan yang hakiki.

Kalaulah ada yang mendapat keempat-empatnya, ibarat ia mendapat syurga dunia. Sekarang, apakah yang antum inginkan? Wanita shalihah pembawa kedamaian atau yang cantik tapi membawa kesialan? Maaf kalau di sini saya terpaksa berburuk sangka bahwa antum menilai saya cuma sekadar fisik belaka. Bila masanya antum tahu bahwa dien saya memenuhi kriteria yang bagus? Apakah dengan melihat frekuensi kesibukan saya? Frekuensi di luar rumah yang tinggi?
Tidak. Antum tidak akan pernah tahu bila masanya saya berbuat ikhlas lillahi ta’ala dan bila masanya saya berbuat kerana riya’. Atau adakah antum ingin mendapatkan isteri wanita cantik yang memiliki segudang prestasi tetapi akhlaknya masih menjadi persoalan? Saya yakin sekiranya antum diberikan pertanyaan demikian, niscaya tekad antum akan berubah.
Akhifillah, Tanyakan pada setiap akhwat kalau antum mampu. Yang tercantik sekalipun, maukah ia diperisterikan seseorang kerana dzahirnya belaka? Jawabannya, insya Allah tidak. Tahukah antum bahwa kecantikan zahir itu adalah mutlak pemberian Allah; Insya Allah antum tahu. Ia satu anugerah yang mutlak yang tidak boleh ditawar-tawar jika diberikan kepada seseorang atau dihindarkan dari seseorang. Jadi, manusia tidak mendapatkannya melalui pengorbanan. Lain halnya dengan kecantikan bathiniyyah. Ia melewati proses yang panjang. Berliku. Melalui pengorbanan dan segala macam pengalaman pahit. Ia adalah intisari dari manisnya kata, sikap, tindak tanduk dan perbuatan. Apabila seorang lelaki menikah wanita kerana kecantikan batinnya, maka ia telah amat sangat menghargai perjuangan seorang manusia dalam mencapai kemuliaan jati dirinya. Faham?

Akhifillah, Tubuh ini hanya pinjaman yang terpulang pada-Nya bila-bila masa mengambilnya. Tapi ruh, kecantikannya menjadi milik kita yang abadi. Kerananya, manusia diperintahkan untuk merawat ruhiyahnya bukan hanya jasmaninya yang boleh usang dan koyak sampai waktunya.
Akhifillah, Kalau antum ingin mencari akhwat yang cantik, antum juga seharusnya menilai pihak yang lain. Mungkin antum tidak memerhatikannya dengan teliti. (Alhamdulillah, tercapai maksudnya untuk keluar rumah tanpa menimbulkan perhatian orang). Pakaiannya sederhana, ia hanya memiliki beberapa helai. Dalam waktu seminggu antum akan menjumpainya dalam jubah-jubah yang tidak banyak koleksinya. Tempoh masanya untuk keluar rumah tidak lama. Ia lebih suka memasak dan mengurus rumah demi membantu kepentingan saudari-saudarinya yang sibuk da’wah di luar. Ia nyaris tidak mempunyai keistimewaan apa-apa kecuali kalau antum sudah melihat shalatnya. Ia begitu khusyu’. Malam-malamnya dihiasi tahajjud dengan uraian air mata. Dibaca Qur’an dengan terisak. Ia begitu tawadhu’ dan zuhud. Ah, saya iri akan kedekatan dirinya dengan Allah. Benar, ia mengenal Rabbnya lebih dari saya. Dalam ketenangannya, ia tampak begitu cantik di mata saya. Beruntung ikhwan yang kelak memperisterikannya… (saya tidak perlu menyebut namanya.)
**********
Malam semakin beranjak. Kantuk yang menghantar ke alam tidur tidak menyerang saat surat panjang ini belum usai. Tapi, sudah menjadi kebiasaanku tidak boleh tidur tenang bila saudaraku tercinta tidak hadir menemani. Aku tergugat apabila merasakan bantal dan guling di samping kanan telah kehilangan pemilik. Rasa penat yang belum ternetral menyebabkan tubuhku terhempas di sofa.
Aida sedang diam dalam kekhusyu’kan. Wajahnya begitu syahdu, tertutup oleh deraian air mata. Entah apa yang terlintas dalam qalbunya. Sudah pasti ia merasakan aku tidak heran saat menyaksikannya. Tegak dalam rakaatnya atau lama dalam sujudnya.
“Ukhti, tidak solat malam? “ tanyanya lembut seusai melirik mata.
“Ya, sekejap,” kupandang wajahnya. Ia menatap jauh keluar jendela ruang tamu yang dibiarkan terbuka. “Dzikrul maut lagi?”
“Khusnudzan anti terlalu tinggi.”
Aku tersenyum. Sikap tawadhu’mu, Aida, menyebabkan bertambah rasa rendah diriku. Angin malam berhembus dingin. Aku belum mau beranjak dari tempat duduk. Aida pun nampaknya tidak meneruskan shalat. Ia kelihatan seperti termenung menekuri kegelapan malam yang kelam.
“Saya malu kepada Allah,” ujarnya lirih.
“Saya malu meminta sesuatu yang sebenarnya tidak patut tapi rasanya keinginan itu begitu mendesak dada. Siapa lagi tempat kita meminta kalau bukan diri-Nya?”
“Apa keinginan anti, Aida?”
Aida menghela nafas panjang.
“Saya membaca buku Syeikh Abdullah Azzam pagi tadi,” lanjutnya seolah tidak menghiraukan. “Entahlah, tapi setiap kali membaca hasil karyanya, selalu hadir simpati tersendiri. Hal yang sama saya rasakan tiap kali mendengar nama Hasan al-Banna, Sayyid Quthb atau mujahid lain saat nama mereka disebut. Ah, wanita macam mana yang dipilihkan Allah untuk mereka? Tiap kali nama Imaad Aql disebut, saya bertanya dalam hati: Wanita macam mana yang telah Allah pilih untuk melahirkannya?”
Aku tertunduk dalam-dalam.
“Anti tahu,” sambungnya lagi, “Saya ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka. Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah. Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita. Saya ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid semacam Immad Aql…”
Air mataku menitis perlahan. Itu adalah impianku juga, impian yang kini mulai kuragui kenyataannya. Aida tak tahu berapa jumlah ikhwan yang telah menaruh hati padaku. Dan rasanya hal itu tak berguna diketahui. Dulu, ada sebongkah harapan kalau kelak lelaki yang mendampingiku adalah seorang mujahid yang hidupnya ikhlas kerana Allah. Aku tak menyalahkan mereka yang menginginkan isteri yang cantik. Tidak. Hanya setiap kali bercermin, ku tatap wajah di sana dengan perasaan duka. Serendah inikah nilaiku di mata mereka? Tidakkah mereka ingin menilaiku dari sudut kebagusan dien-ku?
“Ukhti, masih tersisakah ikhwah seperti yang kita impikan bersama?” desisku.
Aida meramas tanganku. “Saya tidak tahu. Meskipun saya sentiasa berharap demikian. Bukankah wanita baik untuk lelaki baik dan yang buruk untuk yang buruk juga?”
“Anti tak tahu,” air mata mengalir tiba-tiba. “Anti tak tahu apa-apa tentang mereka.”
“Mereka?”
“Ya, mereka,” ujarku dengan kemarahan terpendam. “Orang-orang yang saya kagumi selama ini banyak yang jatuh berguguran. Mereka menyatakan ingin ta’aruf. Anti tak tahu betapa hancur hati saya menyaksikan ikhwan yang qowiy seperti mereka takluk di bawah fitnah wanita.”
“Ukhti!”
“Sungguh, saya terfikir bahwa mereka yang aktif da’wah di kampus adalah mereka yang benar-benar mencintai Allah dan Rasulnya semata. Ternyata mereka mempunyai sekelumit niat lain.”
“Ukhti, jangan su’udzan dulu. Setiap manusia punya kelemahan dan saat-saat penurunan iman. Begitu juga mereka yang menyatakan perasaan kepada anti. Siapa yang tidak ingin punya isteri cantik dan shalihah?”
“Tapi, kita tahukan bagaimana prosedurnya?”
“Ya, memang…”
“Saya merasa tidak dihargai. Saya berasa seolah-olah dilecehkan. Kalau ada pelecehan seksual, maka itu wajar kerana wanita tidak menjaga diri. Tapi saya…. Samakah saya seperti mereka?”
“Anti berprasangka terlalu jauh.”
“Tidak,” aku menggelengkan kepala. “Tiap kali saya keluar rumah, ada sepasang mata yang mengawasi dan siap menilai saya mulai dari ujung rambut -maksud saya ujung jilbab- hingga ujung sepatu. Apakah dia fikir saya boleh dinilai melalui nilaian fisik belaka..”
“Kita berharap agar ia bukan jenis ikhwan seperti yang kita maksudkan.”
“Ia orang yang aktif berda’wah di kampus ini, ukh.”
Aida memejamkan mata. Bisa kulihat ujung matanya basah. Kurebahkan kepala ke bahunya. Ada suara lirih yang terucap,
“Kasihan risalah Islam. Ia diemban oleh orang-orang seperti kita. Sedang kita tahu betapa berat perjuangan pendahulu kita dalam menegakkannya. Kita disibukkan oleh hal-hal sampingan yang sebenarnya telah diatur Allah dalam kitab-Nya. Kita tidak menyibukkan diri dalam mencari hidayah. Kasihan bocah-bocah Palestin itu. Kasihan saudara-saudara kita di Bosnia . Adakah kita boleh menolong mereka kalau kualitas diri masih seperti ini? Bahkan cinta yang seharusnya milik Allah masih berpecah-pecah. Maka, kekuatan apa yang masih ada pada diri kita?”
Kami saling bertatapan kemudian. Melangkau seribu makna yang tidak mampu dikatakan oleh kosa kata. Ada janji. Ada mimpi. Aku mempunyai impian yang sama seperti Aida: mendukung Islam di jalan kami. Aku ingin mempunyai anak-anak seperti Asma punyai. Anak-anak seperti Immad Aql. Aku tahu kualiti diri masih sangat jauh dari sempurna. Tapi seperti kata Aida; Meskipun aku lebih malu lagi untuk meminta ini kepada-Nya. Aku ingin menjadi pendamping seorang mujahid ulung seperti Izzuddin al-Qassam.
Akhifillah, Mungkin antum tertawa membaca surat ini. Ah akhwat, berapa nilaimu sehingga mengimpikan mendapat mujahid seperti mereka? Boleh jadi tuntutanku terlalu besar. Tapi tidakkah antum ingin mendapat jodoh yang setimpal? Afwan kalau surat antum tidak saya layani. Saya tidak ingin masalah hati ini berlarutan. Satu saja yang saya minta agar kita saling menjaga sebagai saudara. Menjaga saudaranya agar tetap di jalan yang diridhai-Nya. Tahukah antum bahwa tindakan antum telah menyebabkan saya tidak lagi berada di jalan-Nya? Ada riya’, ada su’udzhan, ada takabur, ada kemarahan, ada kebencian, itukah jalan yang antum bukakan untuk saya, jalan neraka? –‘Afwan.
Akhifillah, Surat ini seolah menempatkan antum sebagai tertuduh. Saya sama sekali tidak bermaksud demikian. Kalau antum mahu cara seperti itu, silakan. Afwan, tapi bukan saya orangnya. Jangan antum kira kecantikan lahir telah menjadikan saya merasa memiliki segalanya. Jesteru, kini saya merasa iri pada saudari saya. Ia begitu sederhana. Tapi akhlaknya bak lantera yang menerangi langkah-langkahnya. Ia jauh dari fitnah. Sementara itu, apa yang saya punyai sangat jauh nilainya. Saya bimbang apabila suatu saat ia berhasil mendapatkan Abdullah Azzam impiannya, sedangkan saya tidak.

Akhifillah, ‘Afwan kalau saya menimbulkan fitnah bagi antum. Insya Allah saya akan lebih memperbaiki diri. Mungkin semua ini sebagai peringatan Allah bahwa masih banyak amalan saya yang riya’ maupun tidak ikhlas. Wallahua’lam. Simpan saja cinta antum untuk isteri yang telah dipilihkan Allah. Penuhilah impian ratusan akhwat, ribuan ummat yang mendambakan Abdullah Azzam dan Izzuddin al-Qassam yang lain. Penuhilah harapan Islam yang ingin generasi tangguh seperti Imaad Aql. Insya Allah antum akan mendapat pasangan yang bakal membawa hingga ke pintu jannah.
Akhifillah, Malam bertambah-dan bertambah larut. Mari kita shalat malam dan memandikan wajah serta mata kita dengan air mata. Mari kita sucikan hati dengan taubat nasuha. Pesan saya, siapkan diri antum menjadi mujahid. Insya Allah, akan ada ratusan Asma dan Aisyah yang akan menyambut uluran tangan antum untuk berjihad bersama-sama.
Salam dari ukhtukum fillah.

Saudaraku yang sedang dalam Masa Penantiannya


saudaraku….
wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau…
begitu menentramkan…
teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
namun tentunya….tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….
hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah…yang dapat memetiknya…
yang dapat meraih pesonanya…
dengan harga mahal yang teramat suci…
sebuah ikatan amat indah…bernama pernikahan…
karena itu…sebelum saatmu tiba….
janganlah engkau biarkan seorang muslimah layu sebelum masanya…
jangan kau menjadikan serigala liar membuatnya bahan permainan dalam keisenganmu…
Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta…
Ya…atas nama cinta…
jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta
Kau tau saudaraku…??
Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…
Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…
Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….
Ya saudaraku….akhi fillah…
Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya
Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin…
Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya….
Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….
jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu…
Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu…
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan…
Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…
Kalian sendiri…
Saudaraku…. tentunya sudah mengerti dan paham…
bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta…
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu…
jika ia dekat…kita merasa sakit…karena takut kehilangan….
padahal…ia belum halal untukmu…dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal…
karena itu…jauhilah ia…
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu….dan kemudian mengusik hatimu…
jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta…
maka…bayangkanlah keadaan ini…tentang istrimu kelak…
saudaraku…..
sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata istrimu (kelak) sedang memikirkan pria yang itu bukan engkau..???
sukakah engkau..??
bila ternyata istrimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab…tertawa riang…becanda…
saling menatap…
saling menggoda…
saling mencubit…
saling memandang dengan sangat…
saling menyentuh…???
dan bahkan lebih dari itu…??
sukakah engkau saudaraku…??
sukakah engkau bila ternyata saat ini istrimu (kelak) sedang jalan bersama pria lain yang itu bukan engkau…??
sukakah engkau…??
bila saat ini istrimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya…??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana…apa saja yang akan ia lakukan bersama pria itu…??
tidak cemburukah engkau temanku..??
bila saat ini istrimu (kelak) sedang makan bareng bersama pria lain…
istrimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh pria-pria….
istrimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra…
istrimu (kelak) saat ini sedang curhat dengan pria… yang berkata…”aku tak bisa jika sehari tak mengobrol denganmu…”
tidak cemburukah…?? tidak cemburukah…?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh……???
tidak terasa bagaimanakah..
jika istrimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan…
bercengkrama..
bercerita tentang masa depannya…
dengan pria lain yang bukan engkau…???
sukakah engkau kiranya istrimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan pria tersebut…??
menangis untuk pria tersebut…??
dan berkata dengan hati hancur…”aku sangat mencintamu…aku sangat mencintaimu…???”
tidak patah hatikah engkau…???
sukakakah engkau bila istrimu (kelak ) berkata pada pria lain..”tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau…??”
menyebut pria tersebut dalam doanya…
memohon pada Allah supaya pria tersebut menjadi suaminya…
dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi suaminya…..dan bukan pria tersebut…???
jika engkau tidak suka akan hal itu…
jika engkau merasa cemburu….
maka demikian halnya dengan istrimu (kelak)…
dan…Allah jauh lebih cemburu daripada istrimu….
Allah lebih cemburu…saudaraku…
melihat engkau sendirian…namun pikirannmu enggan berpindah dari wanita yang telah mengusik hatimu tersebut….
saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?
saudaraku….kalian percaya takdir bukan..?
apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama…
maka…
sejauh apapun mereka…
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi…
sebesar apapun beda diantara mereka…
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya…
meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya…
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya…
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa…
PASTI tetap saja mereka akan bersatu….
seakan ada magnet yang menarik mereka…
akan ada hal yang datang…untuk menyatukan mereka berdua….
akan ada suatu kejadian…yang membuat mereka saling mendekat…dan akhirnya bersatu…
namun…
apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh…
maka…
sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat…
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya…
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua…
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya…
sedekat apapun…
PASTI…akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh…
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok…
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik….
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu…
bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan…
namun…yang perlu dicatat disini adalah…
yakinlah…bahwa yang diberikan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang digariskan oleh Allah…
yakinlah…bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah…yang terbaik untuk kita….
adalah….yang paling sesuai untuk kita…
adalah…yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,
karena Dialah…yang paling mengerti kita…lebih dari kita sendiri…
Dialah…yang paling menyayangi kita…
Dialah…yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita…
sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya…dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita…
dan….yang perlu kita catat juga adalah…
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN…ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA….NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA…KITA PANTAS…KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT…
KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK…SAUDARAKU….
LEBIH BAIK….

meskipun saat ini…mata manusia kita tidak memahaminya…
meskipun saat itu…perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata…
meskipun saat itu…otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk….
Tidak…jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk….bahwa engkau tidak pantas….
karena kelak…engkau akan menyadarinya…
engkau akan menyadarinya perlahan…bahwa apa yang telah hilang darimu….bahwa apa yang tidak engkau dapatkan….bukanlah yang terbaik untukmu…bukanlah yang pantas untukmu…bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu….
karena itu…saudaraku…
jangan mubazirkan perasaanmu…air matamu…waktumu….
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan…
jangan kau umbar semua kekuranganmu…jangan kau ceritakan semuanya…
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya…jika engkau mencintainya…
karena belum tentu dia adalah jodohmu…
pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok…
karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian…
maka…memohonlah padaNya…
mintalah padanya diberikan petunjuk…dan dijauhkan dari segala godaan yang ada…
karena…cinta sebelum pernikahan…pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat…
Dan…percayalah…jodoh itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman perempuan
sama sekali tidak…
karena jika laki-laki yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya…
karena laki-laki yang terjaga adalah laki-laki yang banyak didamba oleh seorang akhwat sejati…
jadi…jagalah dirimu…hatimu…kehormatanmu…sebelum saatnya tiba…
perbanyak bekalmu…dan doamu…
yakinlah…bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu…
amien…
*Ya Allah…karuniakanlah kami seorang pasangan yang sholeh…
yang menjaga dirinya…
yang menjaga hatinya hanya untuk yang halal baginya…
yang senantiasa memperbaiki dirinya…
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah…
yang baik akhlaknya…
yang menerima kami apa adanya…
yang akan membawa kami menuju Jannah Mu Ya Rabb…
kabulkan ya Allah…
amien…
dan segerakanlah…karena hati kami teramat lemah…dan cinta sebelum menikah adalah sebuah cobaan yang berat…

 http://www.oaseimani.com/saudaraku-yang-sedang-dalam-masa-penantiannya.html